Oleh: Syarifudin Yunus, Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK
Salah satu ciri generasi milenial di Indonesia adalah lebih suka menghabiskan uang untuk mendapat pengalaman tertentu. Dibandikan menabung atau menambah aset. Intinya, generasi milenial lebih memilih jalan-jalan daripada menabung.
Untuk membuktikannya, saya melakukan survei sederhana. Pada 80 milenial di Jabodetabek. Dan hasilnya menyebutkan "86 persen generasi milenial tidak punya program pensiun".
Artinya, generasi milenial tidak punya persiapan yang cukup untuk memasuki masa pensiun. Mungkin, karena mereka berpikir masih muda dan tidak perlu buru-buru menyiapkan masa pensiun.
Generasi milenial kadang lupa, masa pensiun itu bukan soal waktu. Tapi soal keadaan. Jadi cepat atau lambat, keadaan masa pensiun harusnya dipersiapkan sejak dini. Karena bila tidak, maka masa muda berjaya masa tua merana.
Siapa generasi milenial itu?
Bila indikator generasi milenial adalah mereka yang dilahirkan pada rentang tahun 1980-an hingga 2000-an. Maka generasi milenial adalah mereka yang kini berusia 17 hingga 38 tahun. Menurut BPS, jumlah generasi milenial mencapai 24% dari total populasi Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa. Itu berarti, ada 63,6 juta generasi milenial per tahun 2018. Di tahun 2020 ini, tentu akan meningkat jumlahnya.
Bila seperempat penduduk Indonesia adalah milenial dan mereka tidak punya program pensiun, Maka apa yang bisa diperbuat bangsa Indonesia pada saat generasi milenial menua alias tidak bekerja lagi?
Sungguh, tidak satupun kita yang ingin hidup sengsara di masa depan, di hari tua.
Semua orang ingin hidup layak dan sejahtera di kala pensiun. Semua orang ingin gaya hidupnya tetap terpelihara sekalipun sudah tidak bekerja lagi. Dan semua orang, ingin punya standar hidup yang lebih baik di masa pensiun. Masa depan, masa pensiun memang harus dimulai dari sekarang. Termasuk bagi generasi milenial.
Tapi sayangnya, tidak banyak orang yang mau dan peduli mempersiapkan masa pensiunnya. Mereka getol saat bekerja tapi lalai menyiapkan masa pensiun. Maka wajar, 90% pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun. Mereka seakan ingin terus bekerja, dan mungkin ingin hidup selamanya.
Adalah fakta, 73 dari 100 orang pensiunan di Indonesia saat ini hidupnya bergantung kepada orang lain. Bisa anak-anaknya, bisa keluarganya. Hal ini terjadi semata-mata karena para pensiunan "tidak punya dana" yang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-harinya.
Mereka "tidak berhasil" dalam menyiapkan ketersediaaan dana untuk masa pensiun. Mungkin bila ditanya, mereka pun menyesal tidak menabung untuk program pensiun di saat bekerja.
86% generasi milenial tidak punya program pensiun, kok bisa?
Karena generasi milenial lebih doytan pada gaya hidup. Nongkrong di kafe, no life no gadget, fashionable. Hidupnya serba konsumtif bahkan cenderung hedonis.. Sebuah konsekuensi mahal dari gaya hidup yang serba cepat dan instan. Maka dalam kondisi ini, edukasi pentingnya dana pensiun harus lebih aktif dan masif dilakukan untuk generasi milenial.
Mungkin, generasi milenial merasa sudah punya JHT dari BPJS atau Jaminan Pensiun (JP).
BPJS Ketenagakerjaan itu program wajib. Namun nilainya tidak cukup karena hanya bersifat dasar. Karena program wajib hanya memenuhi 30% dari tingkat penghasilan pensiun (TPP) seseorang.
TPP itu bila milenial bergaji Rp. 10 juta ketika pensiun. Maka si milenial butuh Rp. 7-8 juta per bulan. Agar bisa membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Sementara program wajib, diperkirakan hanya bisa meng-cover Rp. 3 juta saja. Lalu, dari mana sisa dana yang dibutuhkan milenial di masa pensiun?
Kerja oke tapi pensiun belum tentu oke, begitu kira-kira spirit generasi milenial.
Lebih baik bergaya di saat bekerja. Tapi belum tentu sejahtera di masa pensiun. Milenial hampir lupa, bahwa siapapun pasti akan berhenti bekerja. Entah, karena pensiun atau sebab lainnya. Lalu, bekal apa yang sudah disiapkan untuk masa pensiun? Lagi-lagi, mereka hanya bisa "merenung" sekarang, lalu besok menyesalinya.
Sungguh faktanya, banyak orang tidak siap pensiun. Banyak pekerja khawatir akan hari tua itu fakta. Maka kini saatnya, memulai merencanakan masa pensiun sejak dini. Mumpung belum terlambat, agar tidak menyesal di hari tua.
Maka dari itu, milenial bisa mengikuti program pensiun dari sekarang. Karena "tomorrow starts today"… #LiterasiDanaPensiun #YukSiapkanPensiun #AsosiasiDPLK